Home » Home » Pembunuhan Jendral Sulaimani, Awal PD III ?! (Bagian Pertama)

MAKASSAR.TV – INTERNASIONAL, Sejumlah drone yang dipersenjati rudal terbang dari Qatar menuju bandara Irak, menyasar tokoh “teroris” paling diburu Amerika, Sang Jenderal Bayangan, Qasim Soleimani yang baru saja mendarat.  Setelah beberapa misi sebelumnya, Amerika gagal menumpas sang James Bond dunia nyata itu, kali ini, misi berhasil.  Drone-drone bersenjata rudal membombardir  posisi  Qasem Soleimani. Wakil komandan milisi Syiah Irak (PMF), Abu Mahdi al-Muhandis, petinggi milisi Kataib Hizbullah dan seorang petugas protokoler bandara Irak, Mohammed Reda, juga tewas dalam kejadian tersebut. Jasad Soleimani hanya dikenali dari cincin yang dikenakannya. Bersebrangan dengan Amerika, di mata Iran, Jenderal Qasim Soleimani adalah  pahlawan besar.  

Soleimani adalah Pemimpinan tertinggi pasukan elit Quds Iran yang telah sukses menjalankan misi-misi yang diembannya. Dia telah menggunakan pengaruh regionalnya secara terbuka sejak 2018. Kala itu terungkap, dia terlibat langsung dalam pembicaraan tingkat atas soal pembentukan pemerintah Irak. Pemimpin dari Quds Force selaku satuan pasukan khusus yang dimiliki Revolutionary Guards (salah satu bagian dari pasukan bersenjata Iran), yang juga pernah terjun dalam pertempuran di Aleppo, Suriah. membantu Suriah dan Irak mengusir ISIS dari wilayah mereka. Dia juga  berhasil menetralisir niat Kurdi untuk melepaskan diri dari Irak,  

Tidak mengherankan peran pria yang telah menjadi poros mediasi hubungan yang kuat di kawasan tersebut selama dua dekade semakin menjulang. Sejak itu, Soleimani sering keluar masuk Baghdad, termasuk sebulan belakangan ketika partai-partai di Irak berupaya membentuk pemerintahan baru. Meski hidupnya tetap berada dalam bayang-bayang, Soleimani dalam beberapa tahun terakhir menjadi selebriti dadakan di Iran dengan banyak pengikut di jejaring sosial Instagram. Pamornya meroket  menjadi ikon public sejak keberhasilan intervensi Iran dalam konflik Suriah dan Irak sejak 2013. Sosoknya muncul dalam bentuk foto-foto di medan perang, dokumenter bahkan dalam video musik hingga film animasi. 

Dalam sebuah wawancara yang jarang ditayangkan di televisi negara Iran pada Oktober, dia mengaku berada di Lebanon selama perang Israel-Hizbullah pada 2006 untuk mengawasi konflik. Langkah-langkah dan keberhasilannya menjalankan misi-misi yang diemban langsung dari Pemimpin tertinggi Revolusi Iran, Ayatullah Ali Khamene’i, membuat posisi Iran menguat di kawasan Timur tengah

“Bagi Syiah Timur Tengah, dia adalah James Bond, Erwin Rommel dan Lady Gaga digabung menjadi satu,” tulis mantan analis CIA, Kenneth Pollack dalam profil untuk 100 orang paling berpengaruh di Time pada 2017.

Kehadiran tokoh ini, tentu saja, membuat gerah Amerika dan sekutu-sekutunya. Sejumlah agenda-agenda politik Amerika di Timur Tengah terancam “gatot”. Mulai dari rencana untuk memisahkan Kurdi dari Irak, pembiakan ISIS sebagai milisi ekstrim yang sewaktu-waktu bisa dimanfaatkan sebagai kekuatan pengancam yang sanggup mendestabilisasi kawasan sampai penguasaan Yaman menemui jalan buntu. Padahal, agenda-agenda tersebut penting untuk terealisasi karena berdampak pada meningkatnya kebergantungan terhadap keberadaan pasukan Amerika. Sebuah alasan bagi Amerika untuk tetap mencengkramkan kuku-kukunya dalam mengontrol kawasan teluk. Selain itu, agenda utama yang menjadi agenda tersembunyi  Amerika dan sekutu-sekutunya, yang sayangnya sudah terbaca dan telah menjadi rahasia umum yaitu menguasai ladang-ladang minyak Irak dan bersiap-siap untuk mencari-cari alasan untuk mencaplok ladang-ladang minyak Iran, terancam gagal. 

Padahal, jika agenda ini berhasil, Amerika dan sekutu-sekutunya akan menjadi penguasa sumberdaya terbesar di dunia karena Irak, Iran dan Arab Saudi yang telah menjadi sekutu setia Amerika adalah tiga Negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia. Kalau agenda ini berhasil, negara-negara besar yang berseberangan dengan Amerika seperti Rusia dan Cina beserta sekutunya akan terancam defisit cadangan minyak. Tentu saja, hal ini akan menyisakan tanda tanya akankah Rusia, Cina dan sekutu-sekutunya akan berpangku tangan saja membiarkan Hidden Agenda itu terealisasi ?.  (Axara, Makassar.tv, dari beberapa sumber)

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement


COPYRIGHT © 2017 - 2021. MAKASSAR.TV ~ REDAKSI | INFO IKLAN
NEW REFERENCE | DIGITAL MEDIA & NEWS VIDEO PORTAL