MAKASSAR.TV, Rapat kerja perdana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim bersam Komisi X DPR RI berlangsung di Ruang Komisi X, Rabu, 6 November 2019.
Pengalaman pertama bagi Mendikbud ini langsung mendapat celetukan dari beberapa politisi. Salah satunya dari anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Andi Muawiyah. Politisi PKB ini menyatakan, pihaknya akan mendukung semua program Nadiem Makarim dalam memajukan pendidikan, lima tahun ke depan.
“Saya dan kawan-kawan Komisi X DPR RI siap memberikan dukungan kepada Mas Nadiem. Kan tadi Mas Nadiem minta dukungan, pasti kami beri biar enggak di-reshuffle. Mudah-mudahan bisa lanjut lima tahun ya,” kata Andi yang langsung disambut tawa para peserta raker.
Tak sampai di situ, Andi mengaku sebelum bertemu Nadiem Makarim, di bayangannya adalah aplikasi. Semua sistem pendidikan nasional akan dirombak dan dibuatkan aplikasi seperti yang dilakukan Nadiem Makarim saat mengembangkan Gojek.
“Saya tadinya berpikir kita akan hidup di alam fiksi ternyata itu salah. Paparan satu slide ini memang riil dan memang sesuai kehidupan nyata,” paparnya. (dilansir JPNN)
Andi kemudian mempertanyakan, berapa lama bagi Nadiem Makarim untuk memenuhi lima visi misi Presiden Jokowi.
“Anda ini kan milenial, hebat, canggih, bisa satu atau bulan tidak melakukan lompatan seperti yang dibilang di paparan satu slide,” tanya Andi.
Tak hanya Andi, Rano Karno, anggota Komisi X DPR dari Fraksi PDIP juga berpikir seperti rekannya tersebut. Mantan wakil gubernur Banten ini mengira, pendidikan di Indonesia akan dibuat serba komputerisasi.
“Saya tadinya berpikir, semua akan dibikinkan sistem komputer. Sampai saya bilang ke teman-teman komisi, kalau dibuat serba komputer, ayo kita topang dengan anggaran. Ternyata, yang saya dan teman-teman pikirkan jauh dari kenyataan,” tandasnya.
Menurutnya Konsep Nadiem Makarim, tidak seperti bayangan anggota Komisi X yang canggih.
“Saya cuma tertarik statement Mas Nadiem soal SDM unggul bukan karena teknologi. Artinya bukan teknologi yang bikin SDM unggul dan pintar. Ternyata kuncinya ada di SDM yang inovatif,” terang Rano.
Add comment