Home » Home » Indonesia Berduka, Alfin Lestahulu Meninggal Dunia

Makassar.tV, Kabar duka datang dari sepakbola tanah air. Salah satu pilar timnas U-16 Indonesia, Alfin Lestaluhu meninggal dunia pada hari Kamis (31/10) malam.

Alfin meninggal dunia di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Pemuda berusia 15 tahun itu sebelumnya berjuang dari koma sekitar sebulan lamanya.

Meninggalnya alfin membuat sepakbola Indonesia berduka. Segenap ucapan belasungkawa pun disampaikan Federasi Sepak Bola Indosesia (PSSI), klub-klub Liga 1 dan beberapa pelatih seperti Bima Sakti yang merupakan pelatih Alfin di timnas U-16, Indra Sjafri (Timnas U-23) dan Fakhri Husaini (Timnas U-19).

Media officer PSSI, Bandung Saputra, menjelaskan jenazah Alfin akan dibawa keluar dari Rumah Sakit Harapan Kita pada pagi ini. Selanjutnya, jenazah Alfin akan dibawa ke kampung halamannya di Desa Tulehu, Ambon.

Alfin ramai diberitakan menjadi salah satu korban gempa Ambon pada 26 September lalu. Bek yang membela Garuda Nusantara di Kualifikasi Piala Asia itu sempat dirawat di rumah sakit di Ambon sebelum diterbangkan ke jakarta untuk perawatan yang intensif.

Alfin kemudian dibawa PSSI ke Jakarta untuk mendapat pengobatan yang lebih baik sejak awal Oktober, Namun kondisinya terus menurun dan akhirnya pemain yang berasal dari Desa Tulehu itu meninggal dunia.

Alfin merupakan bek kanan Timnas Indonesia U-16 yang tampil di Kualifikasi Piala Asia, Dia sempat mencetak satu gol ke gawang Filipina.

Selepas kompetisi itu, Alfin kembali ke Ambon pada 24 September yang lalu. Setiba di bandara, pemain SKO Ragunan tersebut mengeluh sakit kepala, setelah itu ia langsung dibawa ke Puskesmas esok harinya, hasil pemeriksaan pun menunjukkan tak ada tanda-tanda sakit yang serius setelah pulang dari Puskesmas.

Saat itu juga gempa terjadi di Ambon sehari setelah pulang dari Puskesmas, alfin yang saat itu berada di rumah berhasil mengevakuasi diri bersama keluarga hingga pergi ke pengungsian.

Awalnya saat berada dalam pengungsian, alfin tak mau makan, ia menunjukkan tanda-tanda yang tak semestinya, dengan kondisi yang dialaminya, akhirnya alfin harus dirawat di rumah sakit karena kondisinya yang menurun. Kondisi kian menurun alfin terpaksa diterbangkan ke jakarta untuk mendapat perawat yang intesnsif.

Makassar.tV, Kabar duka datang dari sepakbola tanah air. Salah satu pilar timnas U-16 Indonesia, Alfin Lestaluhu meninggal dunia pada hari Kamis (31/10) malam.

Alfin meninggal dunia di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Pemuda berusia 15 tahun itu sebelumnya berjuang dari koma sekitar sebulan lamanya.

Meninggalnya alfin membuat sepakbola Indonesia berduka. Segenap ucapan belasungkawa pun disampaikan Federasi Sepak Bola Indosesia (PSSI), klub-klub Liga 1 dan beberapa pelatih seperti Bima Sakti yang merupakan pelatih Alfin di timnas U-16, Indra Sjafri (Timnas U-23) dan Fakhri Husaini (Timnas U-19).

Media officer PSSI, Bandung Saputra, menjelaskan jenazah Alfin akan dibawa keluar dari Rumah Sakit Harapan Kita pada pagi ini. Selanjutnya, jenazah Alfin akan dibawa ke kampung halamannya di Desa Tulehu, Ambon.

Alfin ramai diberitakan menjadi salah satu korban gempa Ambon pada 26 September lalu. Bek yang membela Garuda Nusantara di Kualifikasi Piala Asia itu sempat dirawat di rumah sakit di Ambon sebelum diterbangkan ke jakarta untuk perawatan yang intensif.

Alfin kemudian dibawa PSSI ke Jakarta untuk mendapat pengobatan yang lebih baik sejak awal Oktober, Namun kondisinya terus menurun dan akhirnya pemain yang berasal dari Desa Tulehu itu meninggal dunia.

Alfin merupakan bek kanan Timnas Indonesia U-16 yang tampil di Kualifikasi Piala Asia, Dia sempat mencetak satu gol ke gawang Filipina.

Selepas kompetisi itu, Alfin kembali ke Ambon pada 24 September yang lalu. Setiba di bandara, pemain SKO Ragunan tersebut mengeluh sakit kepala, setelah itu ia langsung dibawa ke Puskesmas esok harinya, hasil pemeriksaan pun menunjukkan tak ada tanda-tanda sakit yang serius setelah pulang dari Puskesmas.

Saat itu juga gempa terjadi di Ambon sehari setelah pulang dari Puskesmas, alfin yang saat itu berada di rumah berhasil mengevakuasi diri bersama keluarga hingga pergi ke pengungsian.

Awalnya saat berada dalam pengungsian, alfin tak mau makan, ia menunjukkan tanda-tanda yang tak semestinya, dengan kondisi yang dialaminya, akhirnya alfin harus dirawat di rumah sakit karena kondisinya yang menurun. Kondisi kian menurun alfin terpaksa diterbangkan ke jakarta untuk mendapat perawat yang intesnsif.

Di Jakarta alfin berjuang melawan sakit yang diderita, hinggah ia menghembuskan nafas terakhir.

Di Jakarta alfin berjuang melawan sakit yang diderita, hinggah ia menghembuskan nafas terakhir.

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement


COPYRIGHT © 2017 - 2021. MAKASSAR.TV ~ REDAKSI | INFO IKLAN
NEW REFERENCE | DIGITAL MEDIA & NEWS VIDEO PORTAL