Home » Home » Kado Terindah Aprianti “Ini untuk Ibu dan Mendiang Bapak”

MAKASSAR.TV, Dalam hidup banyak momen indah yang ingin kita lewati dengan orang-orang terkasih.

Berbagi tawa, berbagi kebahagiaan. Namun tidak semua yang menjadi angan akan menjadi kenyataan.

Berharap saat momen tawa ada orang terkasih untuk berbagi namun ia lebih dulu dipanggil Ilahi. Tempat dimana ia menunggu untuk kembali saling kasih.

Aprianti, salah satu wisudawati terbaik Polinas LP3I Makassar, melewati prosesi wisuda dengan IPK 3,91. Nilai yang ia peroleh nyaris sempurna, namun tidak demikian dengan hatinya hari ini.

Rabu, 23 Oktober 2019 ia menyandang gelar sarjananya dengan prestasi akademik yang membanggakan. Saat semua orang tua wisudawan dan wisudawati terbaik dipanggil untuk mendampingi putra-putrinya, hanya Apriyanti yang tak menggandeng ayahnya ke panggung.

Hampir semua orang yang ada diruangan mengarahkan pandangan kepadanya, seakan menaruh sebuah pertanyaan. Gadis kelahiran Maros,26 April 1998 ini berdiri menerima plakat penghargaan hanya didampingi sang ibu.

Tim makassar.tv menghampiri saat ia mulai berjalan meninggalkan panggung. Tak ingin mengira-ngira, kami pun menanyakan tentang apa yang baru saja kami lihat di atas panggung.

Sambil tersenyum, ia kemudian menjawab pertanyaan kami.

“Bapak sudah tidak ada,” jawabnya sambil berjalan menuju kursinya.

Kami masih penasaran dengan gadis yang bercita-cita menjadi manager ini, terlebih dengan ibu yang melahirkan dan membesarkannya.

Saat acara selesai, kami menghampiri keduanya untuk wawancara. Dari perbincangan kami, satu persatu rasa penasaran itu terjawab.

Bapaknya (H.Mannu), dipanggil sang pencipta saat Apri masih berseragam putih, abu-abu. Semangatnya untuk membanggakan orang tuanya tak sedikit pun surut.

“Intinya saya harus fokus sekolah,” jelasnya kepada kami.

Ditengah perbincangan kami, Apri tak bisa lagi menahan air matanya, demikian pula sang ibu yang berdiri disampingnya. Ia menceritakan pengorbanan ibunya menyekolahkan dirinya hingga sarjana.

Sang ibu harus merogoh tabungannya, sebab tak lagi mampu bekerja seperti ketika muda. Beruntungnya, karena kakak-kakaknya turut andil di dalamnya.

“Saya bangga dengan ibu saya, tugas saya adalah membahagiakan ibu saya. Apa yang saya raih hari ini, untuk ibu dan mendiang bapak,” ucapnya berbalut air mata.

Saling berbalas puji, Hj. Nona (Ibu Apri) begitu bangga dengan anak bungsunya. Sebagai “single parent” ia merasa sukses mendidik anaknya.

“Bangga punya anak seperti Apri, harapannya semoga cepat dapat kerja,” singkat ia bicara dari kisah panjang yang ia lalui membesarkan Apri.

Tak banyak ibu yang bisa berjuang sendiri dan kemudian sukses mendidik anaknya. Tak banyak anak yang gigih untuk membanggakan orang tuanya.

Ini sepenggal kisah yang mengispirasi. Banyak hal yang bisa kita petik dari kehidupan mereka.

Di akhir tulisan ini saya ingin menyampaikan bahwa, setiap cobaan yang diberikan, tuhan selalu menitip kekuatan untuk menghadapinya.

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement


COPYRIGHT © 2017 - 2021. MAKASSAR.TV ~ REDAKSI | INFO IKLAN
NEW REFERENCE | DIGITAL MEDIA & NEWS VIDEO PORTAL