Home » Home » PLTB Sidrap Dan Jeneponto Jadi Contoh Hilirisasi Industri Tambang

MAKASSAR.TV – NASIONAL, Presiden Joko Widodo mengajak para pelaku industri tambang untuk melakukan hilirisasi produk pertambangannya. Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat menghadiri acara Indonesian Mining Association Award di Ballroom Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu, 20 November 2019.

Ajakan Presiden Jokowi tersebut bukan tanpa alasan. Menurut Presiden, berdasarkan perbincangannya dengan sejumlah pimpinan organisasi internasional, dunia kini sudah menuju kepada era energi yang ramah lingkungan.

Berdasarkan hitung-hitungan Presiden, jika semua pelaku industri tambang menuju pada hilirisasi dengan mengekspor barang setengah jadi maupun bahan jadi, Presiden meyakini masalah dua defisit tadi bisa diselesaikan dalam kurun waktu tiga tahun.

“Itu hanya satu, kita baru berbicara satu komoditas yang namanya nikel. Belum berbicara masalah timah, batu bara, copper. Banyak sekali yang bisa kita lakukan dari sana karena dari situlah akan muncul nilai tambah,” lanjutnya.

Sampai tahun 2017, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, telah mengamanatkan soal hilirisasi industri. Meskipun kini ada relaksasi menjadi tahun 2022, Presiden kembali mengajak pelaku industri tambang untuk bersiap diri.

Saat ini Indonesia memiliki energi baru tenaga angin di PLTB Sidrap Dan PLTB Jeneponto dan beberapa hidropower yang ada didaerah lain dan saat ini sudah mulai beroperasi dengan baik.

“Kalau memang perlu bergabung, bergabunglah. Kalau ada masalah yang berkaitan dengan pendanaan untuk menyelesaikan ya marilah kita bicara,” ujarnya.

Bukan hanya itu, produk tambang lain juga berpotensi untuk menghasilkan produk turunan yang banyak dan bernilai tambah jika dilakukan hilirisasi. Misalnya tembaga yang turunannya bisa sampai 15 kali lipat nilainya atau asam sulfat sebagai turunan nikel yang dapat dipakai sebagai campuran untuk membuat baterai lithium.

“Sehingga desain strategi besar bisnis negara dalam jangka ke depan yang kita ingin membangun mobil listrik di negara kita ini betul-betul bisa kita capai karena kuncinya ada di baterai,” paparnya.

Menurut Kepala Negara, Indonesia memiliki 70 persen bahan-bahan untuk membuat baterai lithium. Sehingga menurutnya, akan sangat keliru jika barang-barang tersebut diekspor dalam bentuk mentah.

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement


COPYRIGHT © 2017 - 2021. MAKASSAR.TV ~ REDAKSI | INFO IKLAN
NEW REFERENCE | DIGITAL MEDIA & NEWS VIDEO PORTAL