Makassar.tv, Indeks saham S&P 500, yang merupakan kumpulan dari 500 perusahaan terbesar AS, melonjak 29 persen, bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup lebih tinggi pada Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), setelah rilis laporan pekerjaan AS terbaru. Departemen Tenaga Kerja AS mengungkapkan tingkat pengangguran turun menjadi 3,5 persen pada September atau terendah dalam kurun waktu 50 tahun.
Mengutip Xinhua, Sabtu, 5 Oktober 2019, indeks Dow Jones Industrial Average naik sebanyak 372,68 poin atau 1,42 persen menjadi 26.573,72. Sedangkan S&P 500 naik sebanyak 41,38 poin atau 1,42 persen menjadi 2.952,01. Sementara itu, indeks Komposit Nasdaq naik 110,21 poin atau 1,40 persen menjadi 7.982,47.
Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan total pekerjaan penggajian nonpertanian naik sebanyak 136.000 bulan lalu. Pertumbuhan rata-rata pekerjaan mencapai 161.000 per bulan sejauh ini di 2019, dibandingkan dengan kenaikan bulanan rata-rata 223.000 di 2018.
Sementara itu, Federal Reserve diperkirakan memangkas suku bunga acuannya di akhir bulan ini. Harapan untuk penurunan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin berada pada level 79,6 persen pada Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), menurut alat FedWatch CME Group.
Indeks saham AS berkinerja cukup baik di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Akan tetapi, kinerja saham Negeri Paman Sam selama pemerintahan Trump tak secemerlang para pendahulunya.
Adapun Presiden Amerika Serikat Donald Trump sekali lagi mengecam Federal Reserve karena data yang lemah di sektor manufaktur. Trump mengatakan bank sentral AS telah mempertahankan suku bunga terlalu tinggi dan dolar yang kuat merugikan pabrik-pabrik Amerika Serikat.
“Seperti yang saya perkirakan, Jay Powell dan Federal Reserve telah membiarkan dolar menjadi sangat kuat, terutama relatif terhadap semua mata uang lainnya, sehingga produsen kami terpengaruh secara negatif. Suku Bunga Fed terlalu tinggi. Mereka adalah musuh terburuk mereka sendiri, mereka tidak memiliki petunjuk. Menyedihkan!” tulis Trump.
Komentar Trump muncul menyusul laporan dari Institute for Supply Management (ISM) yang menunjukkan aktivitas manufaktur Amerika Serikat jatuh ke level terlemah dalam satu dekade bulan lalu, di tengah kekhawatiran tentang lintasan perang perdagangan AS-Tiongkok.
ISM mengatakan komentar dari produsen mencerminkan penurunan kepercayaan bisnis yang berkelanjutan, dan juga mencatat bahwa perdagangan global tetap menjadi masalah yang paling signifikan, menunjukkan bahwa pendekatan garis keras Trump terhadap perdagangan adalah kekhawatiran yang lebih besar bagi mereka daripada suku bunga AS atau kekuatan dolar.
Trump tanpa henti mengkritik the Fed dan Jerome Powell, yang ia tunjuk untuk memimpin bank sentral, untuk tingkat suku bunga AS yang relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. Bank-bank sentral di Eropa dan Jepang telah mendorong suku bunga mereka sendiri di bawah nol dalam upaya untuk meningkatkan ekonomi mereka yang kesulitan. (at)
Add comment